KLASIFIKASI DIVISI TENIS MEJA DI INDONESIA (JABODETABEK)
KLASIFIKASI DIVISI TENIS MEJA DI INDONESIA (JABODETABEK)

Tulisan berikut kami kutip dari Wildan Alami -Master K Organizer.
Kami berharap tulisan ini bisa menjadi sedikit acuan dari minimnya penjelasan baku tentang bagaimana pemetaan terkait divisi pemain tenis meja di Indonesia.
Konon katanya, pada awalnya pertandingan tenis meja berlangsung tanpa ada pembagian divisi (untuk memetakan tingkat kemampuan bertanding). Semua tarung bebas, dari yang lemah sampai yang kuat, dari pemula sampai professional terganung bercampur dalam satu arena perlombaan.
Dampaknya, perkembangan tenis meja tidak terlalu pesat, karena hanya didominasi oleh pemain-pemain dengan skill yang tinggi. Perlombaan menurut prinsip agama manapun, menuntut adanya kesepadanan sesama peserta. Kalaulah yang lemah digabung dengan yang kuat, maka akan terjadi kekerasan secara psikis.
Yang kalah akan merasa minder, Dan lambat laun tidak ingin lagi bermain tenis meja. Maka pada pertengahan decade 90’an. Salah satu penghobi, penggiat, dan pejuang Tenis Meja yaitu Bapak Singgih, mengagas adanya system divisi untuk memetakan grade (tingkat) kemampuan bertanding.
Tujuannya adalah untuk meminimalisir kesenjangan antar peserta turnamen.
Dibuatlah pemetaan divisi pemain :
1. Divisi 1 ; Pemain Nasional
2. Divisi 2 : Pemain tingkat provinsi (PORPROV)
3. Divisi 3-4 : Pemain tingkat kabupaten (PORDA)
4. Divisi 5 : tingkat Kecamatan (penghobi – pemula).
Dampaknya peserta turnamen menjadi lebih banyak, sebab pemain yang lemah memiliki harapan berprestasi yang sama dengan lawan sepadannya. Begitupun pemain yang kuat, mendapatkan lawan pertanding yang sama sama kuat untuk memenuhi kebutuhan jiwa petarungnya. Pada tahun 2020 pandemi covid memaksa orang secara masiv untuk mengisolasi diri, untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Warga di berbagai komplek perumahan, komplek perkampungan dan pelosok gang mendapat ruang berkumpul, menghibur diri dan menjaga kebugaran melalui olahraga tenis meja. Satu olahraga yang tidak membutuhkan ruangan yang luas. Dan perlengkapan yang terbilang hemat disbanding dengan olahraga lainnya. Ruangan 8 m x 4 m cukup untuk 1 unit meja tanding. Ada ruang kelas kosong, ada garasi, ada Ruko, ada Gudang nganggur, ada halaman parker, bisa dijadikan lokasi Persatuan Tenis Meja. Bola 1 pcs cukup untuk belasan kali bertanding. Karet modal 150rb cukup untuk 6 bulan. Biaya hemat, badan sehat dan silaturahmi nikmat. Maka sejak saat itulah banyak tumbuh subur menjamur beridirnya PTM PTM hamper di setiap RT. Tidak terkecuali di pelataran pelataran masjid, jamaah-jamaah menghibur diri setelah selesai beribadah dengan bermain pingpong.
Dari satu kecamatan yang tadinya hanya 2 PTM, sekarang bisa 30 PTM berdiri. Dari penghobi pingpong dalam satu kecamatan hanya sekitar 40an, sekarang bisa berjumlah 400 an. Peningkatan jumlah pemain pingpong yangbegitu pesat, akhirnya berdampak pada meningkatnya frekwensi penyelenggaraan turnamen.
Setiap pemain butuh ruang untuk mengasah skillnya. Tidak perlu modal banyak. Cukup patungan 5ribuan berkumpul 15 orang, bikin bagan jadilah tumini di setiap pekan, bahkan tiap malam. Dari banyaknya event turnamen ini juga munculah banyak EO dan Gedung-gedung baru dengan kapasitas besar. DI setiap pekan, Turnamen Open hamper bisa ada di 4-5 titik.
Dikarenakan jumlah turnamen semakin banyak, maka pemetaan divisi dituntut lebih detail. Maka pada tahun 2022, EO-EO di berbagai daerah menginisiasi adanya divisi tambahan.
Divisi 6,7,8,9,10 Untuk turnamen non Profesional, Bahasa sederhananya Tarkam.
- Divisi 10 : untuk pemain yang baru bisa serven Bola kosong, Rally bisa menyerang bola kosong. (Cemesh masih kadang nyangkut)
- Divisi 9 : Bisa Servis bola isi, Bisa rally dan menyerang bola isi (Putaran dan tekanan tinggi). Bisa sepin, block spin (tapi masih banyak eror / boros)
- Divisi 8 : Service isi-kosong, Bisa membuat dan meredam serangan bola isi pendek. Dengan taktik bermain lebih rapih dan tajam.
- Divisi 7 : Pasti terlihat beda, Permainan lebih rapih, rally rally bola isi, serangan jarak jauh jarak dekat sudah bukan hambatan.
Untuk mengimbangkan pertandingan yang mempertemukan antar divisi diberlakukanlah Voor n voor. Dimana pemain yang lebih lemah diberi point lebih dahulu sesuai takaran. Agar perjuangan mendapatkan point penuh menjadi sama kadarnya.
Pandemi telah berlalu, saking seringnya berlatih dan bertanding turnamen, orang yang awalnya gak bisa sama sekali, semakin mahir, semakin candu dan semakin kuat mental turnamennya. Pasca pandemic covid tanpa diduga muncul generasi baru, yang awalnya hanya coba coba melihat keramaian tenis meja, akhirnya menjadi candu juga.
0 Response to "KLASIFIKASI DIVISI TENIS MEJA DI INDONESIA (JABODETABEK)"
Post a Comment